Apa Itu Gangguan Bahasa Ekspresif Reseptif
Keterampilan bahasa reseptif berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memahami kata, kalimat, dan ujaran, sedangkan keterampilan bahasa ekspresif adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan ujaran.
Gangguan bahasa ekspresif adalah gangguan di mana seorang anak berjuang untuk menyampaikan makna atau pesan mereka kepada orang lain. Gangguan bahasa reseptif adalah gangguan di mana seorang anak berjuang untuk memahami dan memproses pesan dan informasi yang mereka terima dari orang lain. Beberapa anak memiliki gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran di mana mereka memiliki gejala dari kedua jenis gangguan tersebut.
Anak-anak dengan gangguan bahasa reseptif dapat mengalami kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain kepada mereka. Bisa jadi anak menunjukkan tanda-tanda kebingungan dan kurangnya pemahaman di ruang kelas, gagal mengikuti instruksi verbal di rumah, kesulitan bergaul dengan teman sebayanya, atau sekadar berjuang untuk memproses ucapan dalam percakapan langsung. Mereka mungkin terlalu mengandalkan membaca ekspresi wajah dan memiliki masalah khusus dengan kalimat yang rumit.
Anak-anak dengan gangguan bahasa ekspresif perkembangan biasanya mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri. Mereka mungkin menghasilkan ucapan yang tidak koheren dengan tata bahasa yang salah atau kosakata yang tidak tepat. Ujaran mereka dapat berisi awal yang salah, kurang kekompakan, atau tertinggal, dan mereka mungkin mengandalkan strategi pengiriman pesan yang disederhanakan yang mencegah mereka menerjemahkan tingkat pemikiran dan penalaran yang lebih kompleks ke dalam bahasa.
Ketika seorang anak mengalami kesulitan untuk mencoba mengungkapkan pikirannya tetapi tidak bergumul dengan pemahaman, itu disebut sebagai gangguan bahasa ekspresif. Kasus yang parah terkadang terlihat pada anak-anak berusia 2+, tetapi bentuk yang lebih ringan mungkin tidak terlihat sampai masalah komunikasi mengganggu pembelajaran dan interaksi sosial di sekolah.
Penting untuk diingat bahwa anak-anak dengan gangguan bahasa ekspresif tidak kalah cerdasnya dengan teman sebayanya, mereka hanya kesulitan menegosiasikan kata-kata dalam bahasa lisan. Selain itu, setiap anak adalah unik dan tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua untuk membantu peserta didik mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh gangguan komunikasi.
Tips untuk Guru mengangani gangguan bahasa ekspresif reseptif
Ubah Cara Kebiasaan Menjalankan Kelas. Hindari meminta peserta didik untuk memberikan jawaban secara lisan di depan kelas, memberikan isyarat berbasis teks dan visual untuk mendukung pembelajaran, pertimbangkan penempatan kerja kelompok dan pasangkan dengan hati-hati.
Sesuaikan Ukuran Penilaian. Temukan alternatif untuk persyaratan presentasi lisan dan berikan nilai berdasarkan konten tanggapan lisan daripada kualitas penyampaian.
Jadikan Pembelajaran Multi-indera. Pembelajaran multi-modal adalah ketika materi disajikan melalui saluran sensorik yang beragam dan dapat membantu penyerapan dan pemerolehan. Menggabungkan petunjuk bahasa visual, auditori, dan taktil mungkin sangat membantu untuk pengembangan keterampilan literasi pada anak-anak yang berjuang dengan gangguan reseptif dan ekspresif campuran.
Memfasilitasi Keterampilan Bahasa Ekspresif. Gunakan catatan yang membantu anak merencanakan apa yang ingin mereka katakan dan mengatur tanggapan mereka sebelumnya, menyarankan kosa kata yang dapat mereka gunakan untuk mendorong tanggapan lisan, memberikan kesempatan untuk terlibat dengan bahasa dengan cara multi-indera.
Gunakan Teknologi untuk Mendukung Pembelajaran. Manfaatkan teknologi text-to-speech dan speech-to-text secara efektif, gunakan alat perekam dan program pembelajaran berbasis komputer. Fokus pada Kekuatan. Bantu seorang anak menemukan bakat terpendam mereka dan ciptakan peluang bagi mereka untuk menunjukkan kekuatan ini dan menjadi sukses.