7 Tips Mendampingi PR Murid SD dengan Lebih Tenang dan Efektif

Bingung saat mendampingi PR anak? Simak 7 tips mendampingi PR murid SD agar momen belajar di rumah jadi lebih menyenangkan dan bermakna!

“Bunda, aku nggak ngerti yang ini…”
Kalimat sederhana itu sering muncul saat anak SD mengerjakan PR di rumah. Mungkin Ayah Bunda pernah mengalaminya juga—niatnya ingin membantu, tapi ujung-ujungnya malah jadi sesi drama kecil yang melelahkan.
Tenang, Ayah Bunda nggak sendirian! Banyak orang tua merasa kesulitan saat mendampingi anak belajar di rumah, apalagi saat mengerjakan PR. Padahal, momen inilah yang bisa menjadi waktu berharga untuk membangun kedekatan dan kebiasaan belajar yang positif sejak dini.
Yuk, kita bahas tips mendampingi PR murid SD supaya aktivitas ini nggak lagi jadi beban, tapi justru menyenangkan!

1. Ciptakan Suasana Belajar yang Nyaman

Anak-anak usia SD mudah terdistraksi. Coba siapkan sudut belajar khusus di rumah—bebas dari TV atau gadget. Kalau memungkinkan, ajak anak mendekorasi sendiri sudut belajarnya. Ini menambah rasa memiliki dan semangat belajar.

2. Tetapkan Waktu Khusus untuk Mengerjakan PR

Konsistensi penting untuk anak. Tentukan waktu rutin setiap hari—misalnya setelah mandi sore atau sebelum makan malam. Anak jadi tahu kapan saatnya bermain, kapan saatnya belajar.

3. Dampingi, Bukan Menggurui

Ketimbang memberi langsung jawaban, bantu anak berpikir mandiri dengan pertanyaan ringan seperti, “Kamu sudah pernah lihat soal seperti ini di kelas, belum?” atau “Menurut kamu, gimana cara menyelesaikannya?”. Ini membangun pemahaman kritis dan rasa percaya diri.

4. Berikan Waktu Istirahat

Anak SD biasanya hanya bisa fokus 20–30 menit. Jika PR cukup banyak, beri jeda 5–10 menit untuk peregangan atau minum. Ini menjaga mood dan semangat belajar mereka tetap stabil.

5. Apresiasi Usaha, Bukan Hasil

Mereka sudah berusaha—meski belum sempurna, beri pujian seperti “Hebat banget sudah mencoba sendiri!”. Penghargaan terhadap usaha membuat anak lebih termotivasi esok hari.

6. Jangan Terlalu Memaksa

Setiap anak punya ritme belajar beda. Kalau hari itu lagi lelah atau bad mood, beri waktu dan ruang. Tekanan justru bisa membuat anak antipati terhadap belajar. Tujuan utama: membentuk kebiasaan belajar positif, bukan sekadar menyelesaikan PR.

7. Jadikan PR sebagai Momen Kedekatan

Alih-alih dianggap kewajiban, jadikan PR momen bonding antara Ayah Bunda dan anak. Tunjukkan bahwa kita peduli dan selalu hadir—bukan hanya saat senang, tapi juga saat anak bingung dan butuh bantuan.

Penutup: Dampingi Anak dengan Empati & Kesabaran

Mendampingi PR anak SD memang penuh tantangan, tapi juga menyimpan peluang—untuk lebih mengenal cara belajar anak, membangun komunikatif, dan menciptakan rutinitas sehat sejak dini.
Di School of Child, proses belajar bukan sekadar akademik, tapi juga tentang membentuk karakter dan membangun kedekatan antara anak dan orang tua.

Penasaran dengan pendekatan belajar menyenangkan ala kami? Yuk, lihat program kami untuk belajar sambil bermain, dan bagaimana kami memperkuat kecerdasan majemuk dan multisensori anak melalui pendekatan individual dan mindful.

Butuh info lebih lanjut? Yuk, ngobrol langsung dengan tim School of Child:

Chat via WhatsApp

 

Leave a Comment